Jl. Cempaka Putih Barat, DKI Jakarta 085331383980 hikmahbudhi@gmail.com
Opini

Memahami Hukum Kamma, Menuai Hidup Bahagia

Majalah-Hikmahbudhi – Biarpun Hukum Kamma termasuk satu bagian dari Pandangan Benar, melihat cara kerja Hukum Kamma secara langsung tidaklah semudah yang dibayangkan. Sebab, kalau kita cermati, kinerja Hukum Kamma itu cukup rumit. Ada begitu banyak faktor yang bisa memengaruhi bekerjanya suatu Kamma, dan terkadang kita sulit memahami faktor mana saja yang mempunyai andil atas masaknya suatu Kamma.

Misalnya begini. Kalau sekarang hidup kita baik, rezeki berlimpah ruah, dan mayoritas keinginan kita terwujud, bisakah kita mengingat Kamma mana yang menyebabkan terjadinya kenyamanan tadi? Tentu sulit. Pasalnya, di antara sekian banyak Kamma yang kita buat setiap hari, kita tidak tahu yang mana, yang masak lebih dulu.

Bisa saja, kenyamanan tadi ialah buah dari Kamma yang kita buat pada tahun lalu, dekade lalu, atau bahkan jutaan tahun lalu. Makanya, bagi kita yang belum “naik kelas” alias belum memahami segala sesuatu sebagaimana adanya, seperti para orang suci pada masa lampau, cara kerja Hukum Kamma tadi terkadang menimbulkan bias.

Walaupun begitu, dasar-dasar cara kerja Hukum Kamma bukannya tidak bisa dipelajari. Ada banyak buku Dhamma yang mengulas Hukum Kamma. Satu di antaranya ialah buku Kamma Pusaran Kelahiran dan Kematian Tanpa Awal. Buku ini ditulis oleh Bhante Kheminda. Beliau adalah seorang bhikkhu yang mendalami Abhidhamma.

Makanya, kalau kita melihat ceramah-ceramah beliau di youtube, kita akan tahu bahwa Bhante Kheminda mampu menguraikan istilah-istilah Abhidhamma yang rumit dan sulit dipahami dengan bahasa yang sederhana. Dengan berbagai perumpamaan, beliau menerangkan fenomena-fenomena yang muncul dalam arus kesadaran, sebagaimana yang dipaparkan dalam Abhidhamma, sehingga pendengarnya mampu memahaminya dengan baik.

Buku Kamma yang beliau tulis ialah kumpulan ceramah yang pernah beliau sampaikan pada berbagai kesempatan. Ibarat kain perca, ceramah-ceramah beliau kemudian dikumpulkan dan “dijahit” menjadi satu kumpulan tulisan yang komprehensif tentang cara kerja Hukum Kamma.

Dalam bukunya, Bhante Kheminda menekankan pentingnya mengetahui unsur-unsur dasar dari Hukum Kamma. Sebab, Hukum Kamma adalah salah satu hukum yang mengatur dunia. Ia seperti hukum-hukum alam lain. Kalau kita mengetahui cara kerja hukum-hukum tadi, kita bisa memanfaatkannya untuk kesejahteraan diri sendiri.

Misalnya begini. Kita tahu bahwa api itu panas. Kita paham proses timbulnya api, dan akibat yang akan muncul kalau kulit kita tersengat api. Kalau kita mengerti semua itu, tentu kita akan menjauhi api. Sebab, kalau kita dekat-dekat dengan api, kita bisa menderita. Kita bisa terbakar.

Persis seperti itulah pentingnya mempelajari Hukum Kamma. Dengan mengetahui KammaKamma mana yang menimbulkan kebahagiaan dan kesedihan, kita bisa mengatur sikap. Oleh karena kita semua ingin hidup bahagia, tentu kita akan membikin lebih banyak Kamma baik. Sebab, apabila kondisinya matang, Kamma tadi akan membuahkan kebahagiaan. Pun sebaliknya.

Lebih lanjut, Bhante Kheminda menguraikan Empat Klasifikasi Kamma. Yang pertama, berdasarkan fungsinya, meliputi (1) Kamma produktif, (2) Kamma suportif, (3) Kamma represif, dan (4) Kamma destruktif. Yang kedua, berdasarkan urutan kematangannya, mencakup (1) Kamma berat, (2) Kamma jelang kematian, (3) Kamma kebiasaan, dan (4) Kamma cadangan.

Yang ketiga, berdasarkan waktu kematangannya, yaitu (1) Kamma yang efektif di kehidupan saat ini, (2) Kamma yang efektif di kehidupan berikutnya, (3) Kamma yang senantiasa mengikuti, dan (4) Kamma yang sudah tidak berpotensi lagi. Sementara itu, yang keempat, berdasarkan tempat kematangannya, yakni (1) Kamma buruk, (2) Kamma baik lingkup indriawi, (3) Kamma baik lingkup materi halus, dan (4) Kamma baik lingkup nonmateri.

KammaKamma yang disebutkan di atas baru akan berbuah kalau ia bertemu dengan kondisi yang tepat. Sebuah Kamma baru akan masak jika situasinya sudah cocok. Makanya, untuk mematangkan KammaKamma tadi, kita perlu mengenali kondisi-kondisi yang menyuburkannya.

Bhante Kheminda selanjutnya menguraikan Empat Kesuksesan dan Empat Kegagalan. Hal-hal itu ialah kondisi-kondisi yang mendukung berbuahnya suatu Kamma dan melumpuhkan buah dari Kamma lain. Empat Kesuksesan ialah situasi yang sanggup menyuburkan buah Kamma baik. Individu-individu yang mencapai Empat Kesuksesan tadi akan memetik lebih banyak buah Kamma baik, dan hanya sedikit memanen buah Kamma buruk.

Sebaliknya, Empat Kegagalan mengondisikan masaknya timbunan buah Kamma buruk. Orang yang mengalami Empat Kegagalan tadi akan lebih banyak mengalami penderitaan, hidup sulit, dan dilanda kemalangan demi kemalangan. Itu akibat dari masaknya buah Kamma buruk.

Empat Kesuksesan meliputi Kesuksesan Tujuan, Kesuksesan Penampilan, Kesuksesan Waktu, dan Kesuksesan Cara.

Kesuksesan Tujuan, maksudnya, seseorang terlahir di alam manusia dan alam surga. Individu-individu yang terlahir di alam tadi sesungguhnya menikmati lebih banyak buah Kamma baik, daripada makhluk-makhluk lain yang terlahir di alam neraka, hantu kelaparan, yakkha, dan binatang.

Kesuksesan Penampilan, artinya, seseorang memiliki penampilan yang rupawan. Orang yang punya wajah yang baik dan berpenampilan menarik demikian umumnya akan menuai lebih banyak kenyamanan, keberlimpahan, dan kebahagiaan.

Kesuksesan Waktu, maksudnya, Kamma baik seseorang akan banyak berbuah kalau ia hidup pada waktu pemimpin bertindak benar. Sebab, kalau kita dipimpin oleh orang yang amanah, yang punya kapasitas dan integritas, hidup kita akan lebih sejahtera, dan kita bisa menikmati banyak sekali buah Kamma baik, alih-alih kita dipimpin oleh orang-orang yang korup.

Kesuksesan Cara, artinya, Kamma baik bisa cepat masak kalau orang-orang rajin berbuat baik. Orang-orang yang bermoral dan rajin berderma mempunyai kesempatan untuk memetik buah Kamma baik, daripada mereka yang sering berbuat jahat.

Seperti disebutkan di awal, melihat cara kerja Hukum Kamma yang mengatur hidup kita secara langsung memang agak sulit. Sebab, kita sukar mengetahui Kamma mana yang telah kita perbuat, yang menjadi penyebab bagi peristiwa yang kita alami saat ini. Namun, itu bukan berarti Kamma tidak bisa dipelajari. Justru, kita perlu memahami cara kerja Hukum Kamma dengan baik agar kita bisa mendapat lebih banyak keuntungan darinya.

Oleh: Adica Wirawan
Editor: Rendy Arifin

Tinggalkan Balasan